Sejarah Penemuan
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Doyle pada tahun 1926 didaerah Newcastle Inggris dan pada tahun yang sama Kraneveld menemukan virus penyakit ini di Bogor.
Kejadian penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, dimana menyerang seluruh jenis unggas termasuk burung liar. Virus penyakit ini dapat ditemukan pada organ-organ seperti alat pernafasan, syaraf dan pencernaan.
Nama Virus
Penyakit ND disebabkanoleh virus dari famili Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus atau Paramyxovirus, dimana virus ini dapat menghemaglutinasi darah.
Bentuk Penyakit
1. Bentuk Velogenik
Ayam dapat mati menadadak tanpa menunjukkan gejala – gejala sebelumnya. Pada permulaan penyakit terjadi mencret terus menerus yang berwarna kehijauan atau kekuningan kadang – kadang disertai darah. Ayam cepat mengalami dehidrasi, ayam terlihat lemah, sulit bernapas, bernapas lewat paruh, ngorok, batuk, tembolok membesar berisi air dan gas. Paruh dan hidung berlendir, mata berair, wajah kadang – kadang membengkak, jengger / pial kebiruan. Kematian pada bentuk ini bisa mencapai 90 – 100%.
Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Doyle pada tahun 1926 didaerah Newcastle Inggris dan pada tahun yang sama Kraneveld menemukan virus penyakit ini di Bogor.
Kejadian penyakit ini ditemukan di seluruh dunia, dimana menyerang seluruh jenis unggas termasuk burung liar. Virus penyakit ini dapat ditemukan pada organ-organ seperti alat pernafasan, syaraf dan pencernaan.
Nama Virus
Penyakit ND disebabkanoleh virus dari famili Paramyxoviridae dengan genus Pneumovirus atau Paramyxovirus, dimana virus ini dapat menghemaglutinasi darah.
Bentuk Penyakit
1. Bentuk Velogenik
Ayam dapat mati menadadak tanpa menunjukkan gejala – gejala sebelumnya. Pada permulaan penyakit terjadi mencret terus menerus yang berwarna kehijauan atau kekuningan kadang – kadang disertai darah. Ayam cepat mengalami dehidrasi, ayam terlihat lemah, sulit bernapas, bernapas lewat paruh, ngorok, batuk, tembolok membesar berisi air dan gas. Paruh dan hidung berlendir, mata berair, wajah kadang – kadang membengkak, jengger / pial kebiruan. Kematian pada bentuk ini bisa mencapai 90 – 100%.
2. Bentuk Mesogenik
Bentuk
ini kurang ganas bila dibandingkan dengan bentuk velogenik. Nafsu makan
menurun, pernapasan megap – megap, batuk, mencret dan terdapat penurunan
produksi telur pada ayam petelur dewasa. Gejala syaraf baru muncul 2 minggu
kemudian setelah tanda – tanda tersebut diatas. Kematian pada ayam dewasa dapat
mencapai 5 – 50%, sedangkan pada anak ayam dapat mencapai lebih dari 50%.
3. Bentul Lantogenik
Pada
bentuk ini terlihat gejala – gejala pernapasan yang sifatnya ringan. Pada ayam
petelur dewasa, terjadi penurunan produksi secara tiba – tiba dan akan kembali
normal setelah sembuh. Nafsu makan turun disertai batuk yang sifatnya ringan
mungkin terdengar pada waktu malam hari. Pada bentuk ini tidak terlihat gejala
– gejala syaraf. Angka kematian pada ayam dewasa rendah sedangkan pada anak
ayam agak tinggi.
4. Bentuk Asymptomatis
Pada
bentuk ini tidak terlihat gejala – gejala penyakit. Bentuk ini hanya dapat
diketahui secara laboratorium dengan tes serologis atau isolasi virus.
Cara Penanganan
•Ayam
yang tertular harus dikarantina atau bila sudah pada stadium berbahaya maka
harus dimusnahkan.
•Vaksinasi
harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan.
1.Vaksinasi
pertama, dilakukan dengan cara pemberian melalui tetes mata pada hari ke dua.
2.Untuk
berikutnya pemberian vaksin dilakukan dengan cara suntikan di intramuskuler
otot dada.
Dampak
•Excessive
mucous di trakea.
•Gangguan
pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu
bernapas.
•Ayam
tampak lesu.
•Napsu
makan menurun.
•Produksi
telur menurun.
•Mencret,
kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah.
•Jengger
dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar,
kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher
terpuntir.
0 komentar:
Posting Komentar