Gerakan Wanita Indonesia

on Kamis, 27 Maret 2014

Gerwani adalah organisasi wanita yang aktif di Indonesia (1950an-1960an).

Anggotanya mencapai >650.000 pada tahun 1957.

Memiliki hubungan yang kuat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Masalah yang diperhatikan dan lebih ditekankan adalah sosialisme dan fenimisme.

Bubar setelah adanya G30S/PKI.

 

Tokoh – tokoh

 

1.        R.A. Kartini

Tempat, tgl lahir                                                                                                                          : Jepara, 21 April 1879

Dikenal karena                                                                                                                            : Emansipasi wanita

Pelopor gerakan                                                                                                                          : Kebangkitan wanita pribumi

Buku                                                                                                                                           : “Habis Gelap Terbitlah Terang”

 

kartini memperjuangkan hak wanita untuk bisa belajar dan menuntut ilmu. Di dalam bukunya, Kartini menggambarkan pernderitaan perempuan Jawa akibat kurungan adat (tidak bisa bersekolah, harus dipingit dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia di madu).

 

2.        Dewi Sartika

Tempat, tgl lahir                                                                                                                          : Bandung, 4 Desember 1884

 

Sejak kecil Dewi Sartika sudah menunjukkan bakat pendidik dan kegigihan untuk meraih kemajuan. Dia sering memperagakan praktik mengajar disekolah (belajar, baca, tulis). Dia memiliki cita-cita yang sama dengan pamannya, tapi waktu itu adat menentang kaum wanita pada saat itu. Namun karna kegigihan semangatnya akhirnya Dewi Sartika bersama pamannya diizinkan mendirikan sekolah untuk perempuan.

 

 

 

 

 

Beberapa Organisasi Pergerakan Wanita Lainnya

 

1.        Putri Mardika (1912) Putri Mardika adalah organisasi keputrian tertua dan merupakan bagian dari Budi Utomo. Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan, bimbingan dan penerangan kepada wanita-wanita pribumi dalam menuntut pelajaran dan dalam menyatakan pendapat di muka umum. Kegiatannya antara lain sebagai berikut: memberikan beasiswa dan menerbitkan majalah bulanan. Tokoh-tokohnya: P.A Sabarudin, R.A Sutinah Joyopranoto, R.R Rukmini, dan Sadikun Tondokukumo.

2.        Kartini Fonds (Dana Kartini) Organisasi ini didirikan oleh Tuan dan Nyonya C. Th. Van Deventer, tokoh politik etis. Salah satu usahanya adalah mendirikan sekolah-sekolah, misalnya: Sekolah Kartini di Jakarta, Bogor, Semarang (1913), setelah itu di Madiun (1914), Malang dan Cirebon (1916), Pekalongan (1917), Subabaya dan Rembang.

3.         Kautamaan Istri Organisasi ini berdiri sejak tahun 1904 di Bandung, yang didirikan oleh R. Dewi Sartika. Pada tahun 1910 didirikan Sekolah Keutamaan Istri, dengan tujuan mengajar anak gadis agar mampu membaca, menulis, berhitung, punya keterampilan kerumahtanggaan agar kelak dapat menjadi ibu rumah tangga yang baik. Kegiatan ini kemudian mulai diikuti oleh kaum wanita di kota-kota lainnya, yaitu Tasikmalaya, Garut, Purwakarta, dan Padang Panjang

4.         Kerajinan Amal Setia (KAS) KAS didirikan di Kota Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus tahun 1914. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita, dengan mengajarkan cara-cara mengatur rumah tangga, membuat barang-barang kerajinan tangan beserta cara pemasarannya. Pada tahun itu juga, KAS berhasil mendirikan sekolah wanita pertama di Sumatera sebelum terbentuknya Diniyah Putri di Padangpanjang.

5.         Aisyiah (1917) Aisyiah didirikan pada 22 April 1917 dan merupakan bagian dari Muhammadiyah. Pendirinya adalah H. Siti Walidah Ahmad Dahlan. Kegiatan utamanya adalah memajukan pendidikan dan keagamaan bagi kaum wanita, memelihara anak yatim, dan menanamkan rasa kebangsaan lewat kegiatan organisasi agar kaum wanita dapat mengambil peranan aktif dalam pergerakan nasional.

6.         Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya (PIKAT) PIKAT didirikan pada bulan Juli 1917 oleh Maria Walanda Maramis di Menado, Sulawesi Utara. Tujuannya: memajukan pendidikan kaum wanita dengan cara mendirikan sekolah-sekolah rumah tangga (1918) sebagai calon pendidik anak-anak perempuan yang telah tamat Sekolah Rakyat. Di dalamnya diajari cara-cara mengatur rumah tangga yang baik, keterampilan, dan menanamkan rasa kebangsaan.

 

1 komentar:

bayleepagac mengatakan...

The Story of a Casino | Klahomacasinoguru
A journey pci e 슬롯 back in time 슈어 벳 먹튀 in time for the King 온라인바카라사이트 Kucharcki in this 안전 토토 사이트 epic fantasy epic fantasy yarn. With the help of the king of Yggdrasil, you will have the 유니벳 power to