Indische Partij

on Kamis, 27 Maret 2014


1.        Indische Partij adalah partai politik pertama di Hindia Belanda yang berdiri pertama kali pada tanggal 25 Desember 1912

 

2.        Didirikan oleh 3 serangkai yaitu, E.F.E Dowes Dekker (Danudirjo Setiabudi), Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara (Soewardi Soerjadiningrat)

 

3.        Tujuan Indische Partij: untuk mengganti Indische Bonde yang merupakan organisasi orang Indonesia dan Eropa di Indonesia

 

4.        Mereka membuat surat kabar untuk menyebarluaskan indische partij yaitu “De Express” yang isinya tentang cita-cita perjuangan juga sebagai sarana membangkitkan rasa kebanggaan dan cinta tanah air

 

5.        Indische Partij berdasarkan golongan Indonesia yang makmur merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia

 

6.        Douwes Dekker ada campuran Belanda (ayahnya Belanda dan ibunya Indonesia)

 

7.        Indische Partij merupakan partai yang tegas dan menyatakan ingin memerdekakan Indonesia, maka belanda melarang Indische Partij beroprasi tapi 3 serangkai itu tetap berjuang. Seperti Ki Hajar Dewantara yang mengkritik pelaksanaan HUT Kemerdekaan Belanda di Indonesia melalui tulisan yang berjudul “AIS iheen Netherlander” (Seandainya saya seorang belanda) berisi sindiran terhadap ketidakadilan di Negara jajahan.

 

8.        Akibat tulisan tersebut, akhirnya Ki Hajar Dewantara ditangkap

 

9.        Kemudian, Cipto Mangunkusumo menulis tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan yang diberi judul “Kracht Of Vrees?” yang dimuat dalam De Express tanggal 26 Juli 1913

 

10.     Karena tulisan tersebut, akhirnya Cipto ditangkap

 

11.     Douwes Dekker mengkritik lagi dalam tulisan De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul “Onze Helden: Cipto Mangunkusumo en Soewardi Soerjadiningrat”, artinya Pahlawan kita: Cipto Mangunkusumo dan Soewardi Soerjadiningrat

 

12.     Mereka bertiga diasingkan ke Belanda. Douwes Dekker dibuang ke Kupang, Cipto ke Pulau Banda tapi tahun 1914 dikembalikan lagi ke Indonesia karena Cipto sakit. Sedangkan, Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia tahun 1919

 

13.     Ki Hajar Dewantara di dunia pendidikan mendirikan Taman Siswa. Douwes dekker juga mengabdikan diri di dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan Ksatrian Institute di Sukabumi thn 194. Dalam perkembangannya Douwes Dekker di tangkap dan dibuang ke Suriname

 

14.     Tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan dan sebagian besar anggotanya berkumpul lagi dalam Insulinde dan Comite Boemi Putera.

 

0 komentar: