Gerwani adalah organisasi wanita yang aktif di Indonesia (1950an-1960an).
Anggotanya mencapai >650.000 pada tahun 1957.
Memiliki hubungan yang kuat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Masalah yang diperhatikan dan lebih ditekankan adalah sosialisme dan
fenimisme.
Bubar setelah adanya G30S/PKI.
Tokoh – tokoh
1.
R.A. Kartini
Tempat, tgl lahir :
Jepara, 21 April 1879
Dikenal karena :
Emansipasi wanita
Pelopor gerakan :
Kebangkitan wanita pribumi
Buku :
“Habis Gelap Terbitlah Terang”
kartini memperjuangkan hak wanita untuk bisa belajar dan menuntut ilmu.
Di dalam bukunya, Kartini menggambarkan pernderitaan perempuan Jawa akibat
kurungan adat (tidak bisa bersekolah, harus dipingit dinikahkan dengan
laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia di madu).
2.
Dewi Sartika
Tempat, tgl lahir :
Bandung, 4 Desember 1884
Sejak kecil Dewi Sartika sudah menunjukkan bakat pendidik dan kegigihan
untuk meraih kemajuan. Dia sering memperagakan praktik mengajar disekolah
(belajar, baca, tulis). Dia memiliki cita-cita yang sama dengan pamannya, tapi
waktu itu adat menentang kaum wanita pada saat itu. Namun karna kegigihan
semangatnya akhirnya Dewi Sartika bersama pamannya diizinkan mendirikan sekolah
untuk perempuan.
Beberapa Organisasi Pergerakan Wanita Lainnya
1.
Putri
Mardika (1912) Putri Mardika
adalah organisasi keputrian tertua dan merupakan bagian dari Budi Utomo.
Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan, bimbingan dan penerangan kepada
wanita-wanita pribumi dalam menuntut pelajaran dan dalam menyatakan pendapat di
muka umum. Kegiatannya antara lain sebagai berikut: memberikan beasiswa dan
menerbitkan majalah bulanan. Tokoh-tokohnya: P.A Sabarudin, R.A Sutinah
Joyopranoto, R.R Rukmini, dan Sadikun Tondokukumo.
2.
Kartini
Fonds (Dana Kartini) Organisasi
ini didirikan oleh Tuan dan Nyonya C. Th. Van Deventer, tokoh politik etis.
Salah satu usahanya adalah mendirikan sekolah-sekolah, misalnya: Sekolah
Kartini di Jakarta, Bogor, Semarang (1913), setelah itu di Madiun (1914),
Malang dan Cirebon (1916), Pekalongan (1917), Subabaya dan Rembang.
3.
Kautamaan Istri Organisasi ini berdiri sejak tahun 1904 di Bandung,
yang didirikan oleh R. Dewi Sartika. Pada tahun 1910 didirikan Sekolah
Keutamaan Istri, dengan tujuan mengajar anak gadis agar mampu membaca, menulis,
berhitung, punya keterampilan kerumahtanggaan agar kelak dapat menjadi ibu rumah
tangga yang baik. Kegiatan ini kemudian mulai diikuti oleh kaum wanita di
kota-kota lainnya, yaitu Tasikmalaya, Garut, Purwakarta, dan Padang Panjang
4.
Kerajinan Amal Setia (KAS) KAS didirikan di Kota Gadang Sumatra Barat oleh
Rohana Kudus tahun 1914.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita, dengan mengajarkan
cara-cara mengatur rumah tangga, membuat barang-barang kerajinan tangan beserta
cara pemasarannya. Pada tahun itu juga, KAS berhasil mendirikan sekolah wanita
pertama di Sumatera sebelum terbentuknya Diniyah Putri di Padangpanjang.
5.
Aisyiah (1917) Aisyiah didirikan pada 22 April 1917 dan merupakan
bagian dari Muhammadiyah. Pendirinya adalah H. Siti Walidah Ahmad Dahlan.
Kegiatan utamanya adalah memajukan pendidikan dan keagamaan bagi kaum wanita,
memelihara anak yatim, dan menanamkan rasa kebangsaan lewat kegiatan organisasi
agar kaum wanita dapat mengambil peranan aktif dalam pergerakan nasional.
6.
Percintaan Ibu Kepada Anak
Turunannya (PIKAT) PIKAT
didirikan pada bulan Juli 1917 oleh Maria Walanda Maramis di Menado, Sulawesi
Utara. Tujuannya: memajukan pendidikan kaum wanita dengan cara mendirikan
sekolah-sekolah rumah tangga (1918) sebagai calon pendidik anak-anak perempuan
yang telah tamat Sekolah Rakyat. Di dalamnya diajari cara-cara mengatur rumah
tangga yang baik, keterampilan, dan menanamkan rasa kebangsaan.
1 komentar:
The Story of a Casino | Klahomacasinoguru
A journey pci e 슬롯 back in time 슈어 벳 먹튀 in time for the King 온라인바카라사이트 Kucharcki in this 안전 토토 사이트 epic fantasy epic fantasy yarn. With the help of the king of Yggdrasil, you will have the 유니벳 power to
Posting Komentar